Minggu, 31 Januari 2016

Pengalaman Merawat Bayi Baru Lahir

Pengalaman Adalah Guru Terbaik.

Quote di atas menjadi pegangan hidup saya selama menjadi ibu baru untuk anak pertama saya, Taka. Setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, saya jelas bingung. Saya tidak pernah merawat bayi sebelumnya, tidak punya adik, dan tidak pernah dekat sama sekali dengan anak-anak. Biasanya saya selalu mundur teratur jika didekati anak kecil karena bingung harus ngobrol apa, harus berbuat apa. Halah parah banget saya ini. Tapi agak tenang karena masih ada mama saya. Beliau pastinya sudah berpengalaman merawat dua anak bandel dari lahir sampai dewasa, saya dan kakak saya. Eiiitttt tapi ternyata mama bilang bahwa beliau sudah lupa. Malah lebih grogi dari saya ketika membantu menggantikan popok dan memandikan Taka. Waduhhh...Satu-satunya pengetahuan yang saya dapat hanya dari internet dan buku, tanpa praktek sebelumnya. Inilah beberapa pengalaman saya merawat anak saya yang baru lahir. Mungkin terlihat sangat ribet dan ada cara yang lebih mudah. Tapi inilah yang saya lakukan.


Menyusui.

Saya baru dapat menyusui dengan baik dan benar setelah diajarkan oleh perawat selama 2 hari. Meskipun sudah naluri, bayi butuh penyesuaian dengan (maaf) puting bunda. Saya sempat bingung karena Taka tidak mau menyusu. Ketika disusui malah ketiduran terus, seperti tidak sadar kalau ada saya disitu (atau mungkin terlalu nyaman). Dibelai-belai dibangunkan malah makin lelap tidurnya. Sabar. Coba terus. Lama-kelamaan mau juga, malah jadi ketagihan dikit-dikit mina nenen teruuus. Jangan khawatir jika air susu bunda sedikit atau bahkan tidak keluar. Tetap susui si dedek ya. Karena semakin sering menyusui maka produksi air susu akan semakin banyak. Ditambah pijat payudara teratur. ASI saya baru keluar di hari ketiga menyusui dan saya masih menyusui anak saya yang berumur hampir 2 tahun.


Menggantikan popok. 

Berdasarkan buku yang saya baca, saya harus menyiapkan kapas, air hangat dalam baskom, Tisu kering, handuk. Kapas dicelupkan ke air hangat digunakan untuk menghilangkan kotoran dan membasuh si dedek lucu (si dedek dibaringkan dulu di changing table). Kemudian ditepuk sedikit dengan tisu agar kering. Terakhir handuk untuk memastikan benar-benar kering dan tidak lembab. Wah ini saja sudah membuat saya mandi keringat. Pernah ketika menggantikan popok setelah si dedek buang air besar, eh dia malah pipis langsung mancur ke muka saya, sprei, dan belepotan ke muka si dedek. Oh ternyata sebaiknya kelamin si dedek di tutup tisu atau handuk kecil dulu. Selama beberapa bulan saya melakukan cara ini, sampai suatu waktu keluarga kecil kami pulang ke rumah orang tua suami di Temanggung. Barulah saya tau jika ibu-ibu disana melakukannya dengan cara yang sangat simpel. Cukup dibawa ke kamar mandi, bilas air, dilap dengan handuk. Well, maafkan saya pemirsa. Saya cuma ibu pemula.


Memandikan.

Saatnya Taka mandi ! Air hangat dituang ke bak mandi. Hari-hari pertama saya tidak menggunakan sabun, hanya diajak berendam sebentar sambil dilap dengan handuk lembut, terutama di area lipatan (ketika pulang kerumah tali pusar Taka sudah copot, jadi tidak ada perawatan khusus di area pusar). Itupun saya sangat hati-hati sekali memegang taka, takut sekali tubuhnya cidera. Jadi caranya adalah Taka terlentang, badannya saya tahan dengan tangan sehingga badannya terendam air, kepala hanya bagian belakang saja yang terendam. Tidak usah lama-lama mandinya, nanti airnya dingin. Yak Taka sudah segar mandi, saya segar mandi keringat (anggap saja olahraga supaya cepat kurus). Saya tidak menggunakan bedak bayi karena perawat tidak menganjurkan. Penggunaan bedak bayi berbahaya karena partikelnya dapat terhirup dan lama-lama terjadi penumpukan pada paru-paru, juga berbahaya jika partikelnya masuk ke dalam alat kelamin bayi (terutama wanita). Meskipun begitu ada kok cara menggunakan bedak bayi yang aman. Taruh bedak di tangan bunda dulu, jauhkan dari muka bayi ya, kemudian balurkan di tubuh si bayi, jangan di area kelamin.Tapi kalau saya sih hanya menggunakan lotion saja untuk kulit Taka yang sensitif.

Kalau sudah 7 bulan bisa duduk di bak sendiri

Berjemur.

Salah satu rutinitas baru saya sebagai ibu adalah berjemur bersama Taka di pagi hari diantara pukul 6 sampai 8 pagi. Biasanya saya sih cukup 15 menit saja. Depan dan belakang badannya harus kena sinar matahari, tapi jangan sampai kena matanya.  Setelah begadang semalaman, kurang tidur badan lelah, berjemur kena matahari hampir selalu membuat saya pusing berkunang-kunang. Terutama bila aktifitas itu saya lakukan menjelang pukul 8. Saya memang rutin menggendong Taka berjemur karena kulitnya kuning. Ini membantu sekali karena dalam beberapa hari berjemur pagi, kulitnya mulai merona kemerahan, sudah tidak kuning pucat lagi,yeay.

Solusi agar tidak silau. Boleh ditiru tapi hati-hati ya



Membersihkan kerak di kepala.
Wah aktifitas satu ini yang paling bikin saya gemes. Karena rambut Taka tipis sekali maka terlihat jelas lah kerak-kerak di kepalanya. Cukup dengan kapas yang dibasahi baby oil, usap lembut ke kepala si dedek, kerak pun lepas perlahan. Kerak akan muncul lagi. Lakukan saja kegiatan ini berulang. Jangan lupa si dedek di keramasi setelah keraknya dibersihkan. Karena saking gemasnya tangan bandel saya ini suka jahil menggaruk-garuk pelan kepala Taka kalau sedang tidur. Untung kepala kamu gak luka ya,nak. Maafkan bundamu ini :((

Yah sebenarnya masih banyak aktifitas-aktifitas lainnya, namun masih bisa saya handle dengan baik. Ttreatment untuk bayi di atas murni saya dapat dari internet, buku dan dari dokter/perawat yang akhirnya saya praktekan. Sebenarnya saya telah banyak sekali membaca tentang cara merawat bayi baru lahir. Namun segudang teori tidak akan berarti jika belum ada prakteknya. Jangan takut jika kamu adalah ibu baru minim pengalaman merawat bayi. Banyak baca dan bertanya kemudian praktekan dengan hati-hati dan penuh kasih sayang (ehm). Bagaimanapun naluri seorang ibu pasti bekerja. Selamat merawat bayi lucu, mommies ;)

Sabtu, 30 Januari 2016

Cerita Hamil Pertama, Anak Pertama

Tadi sore sekitar pukul 4 salah seorang teman memberi kabar via BBM. Oh dia sudah hamil 6 minggu dan dengan hebohnya teman saya ini bertanya banyak hal seputar kehamilan. "Gimana rasanya tendangan pertama dari si janin?", "Gimana rasanya perut membesar?", "Umur berapa mulai ikut prenatal yoga?", "Gimana rasanya kontraksi?", blablabla. Wah jadi inget saat-saat hamil pertama sampai melahirkan si Taka dulu. Ngilu-ngilu bahagia gitu deh..

Kehamilan saya terjadi hanya 1 bulan setelah menikah. Sebenarnya diluar rencana karena saya dan suami pengen punya anak 2 tahun setelah menikah, mengingat kondisi kami yang waktu itu belum mapan sama sekali (sekarang juga belum,ding). Yah, karena jam kerja saya dan suami yang hampir selalu overtime dan kondisi jiwa dan raga kami yang selalu dilanda kelelahan, ditambah gaya hidup yang kurang sehat membuat saya berfikir kalau kesempatan untuk hamil juga masih jauh. Namun memang benar-benar kuasa Tuhan ya, banyak pasangan yang ingin cepat punya momongan, ke dokter kandungan dengan segala program hamilnya, menunggu hingga bertahun-tahun. Ada yang saking pengennya sampai program bayi tabung. Saya, dengan segala kekurangan dan ketidak-siapan saya malah diberi anugerah ini begitu cepat. Kaget. Bahagia luar biasa tapi disaat yang sama bingung tidak karuan karena tidak siap secara mental.

Tidak lama setelah saya dinyatakan positif hamil oleh dokter, saya mengajukan surat resign. Keputusan yang sebenarnya berat mengingat saya baru beberapa bulan bergabung di perusahaan tempat saya bekerja. Saya adalah tipe orang yang jika sudah konsen dengan pekerjaan akan lupa segalanya. Jadilah saya sering kena maag karena jadwal makan yang berantakan. Namun kondisi ini sulit saya hindari. Ditambah mual sepanjang hari di trimester pertama yang membuat saya mabuk seharian tak berdaya. Jadilah saya merusak track record  saya dengan pengajuan resign. Demi kamu dedek di perut, huhuhu.

Mual-mual ini saya alami sepanjang hari sampai di bulan kelima kehamilan. Berat sudah turun 4kg, dan darah rendah yang saya derita membuat saya hanya terbaring sepanjang hari dan jalan sesekali saja. Itupun langsung membuat mata berkunang-kunang hampir pingsan jika berjalan agak lama. Nikmat sekali saudara-saudaraku.

Masuk di bulan kelima mual mereda, nafsu makan mulai menggelora. Saya berhasil menaikan berat badan sekitar 10kg di trimester II. Tapi darah rendah  masih dong. Buat saya ini bulan yang paling sedap dalam kehamilan pertama saya. Mual hilang, badan lebih segar, tendangan si dedek pun sudah berasa di perut.

Masuk ke bulan kesembilan badan makin melar dong, tapi badan saya masih mulus tanpa stretchmark (bangga), yang kemudian hari baru muncul setelah saya melahirkan, dari perut ke lutut cyin! Saya belum pernah merasakan kontraksi palsu, dan kehamilan saya ini pun overdue.  Minggu ke-40 si dedek masih betah di perut. Akhirnya si dedek dipancing dengan induksi.

Tanggal 15 Maret 2014 pukul 1 siang di RSKIA Sadewa Jogja saya menjalani prosedur induksi dengan metode memasukan obat ke dalam vagina. Belum terasa apa-apa. Masih bisa bercanda dengan suami. Masih jalan mondar mandir juga. Pukul 5 sore induksi kedua. Belum ada kontraksi juga. Bukaan juga belum. Masih bisa ngobrol-ngobrol, makan juga masih lahap.

Pukul 7 malam perut mulai mengencang. Oh ini rasanya kontraksi...

Bukaan dicek masih di angka 1. Sekarang ngobrolnya agak pelan, soalnya perut makin mules. Makin lama jeda kontraksi makin pendek. Dan saya sangat mual. Kemudian muntah. Oke, pada tahap ini masih bisa ngobrol dikit-dikit. Sekitar pukul 9 malam induksi untuk ketiga kalinya. beberapa saat kemudian saya sudah mengalami kontraksi dasyat tanpa jeda. Sekarang sudah tidak bisa ngobrol sama sekali. Suami mulai kebingungan, kemudian menelepon orang tua saya untuk datang menemani. Bukaan dicek.  Masih bukaan 1 pemirsah!! Wah ini makin lama makin dasyat. Sekarang saya baru mengerti kenapa orang bilang melahirkan itu bertaruh nyawa. Beberapa saat kemuadian orang tua saya datang. Saking nikmatnya merasakan kontraksi yang tidak terputus mata saya menatap kosong, mulut menganga. Yah memang seperti itulah saya waktu itu. Bukaan teratur dicek dan masih bukaan 1. Hmm setau saya kontraksi di bukaan 1 masih ada jedanya, tapi ini kok....Dalam hati mulai panik. Tidak sempat panik terlalu lama tiba-tiba perut saya seperti mengejan sendiri, tidak dapat dikendalikan. Bagian melahirkan yang menurut saya cukup sulit adalah bagian ini. Menahan perut yang mengejan, padahal beneran deh itu diluar kendali saya. Kemudian ketuban pecah. Itu semua terjadi di bukaan 1. Luar biasa.

Dengan kondisi saya yang sedemikian rupa namun tetap di bukaan 1, saya dipindahkan dari ruang rawat inap ke ruang bersalin pada sekitar pukul 1.20 pagi. Dibawa dengan kursi roda. Begitu masuk ruang bersalin bukaan kembali dicek. Dan saya sudah bukaan lengkap. Jadi dari siang sampai malam bukaan 1 dan hanya dalam beberapa menit saja jadi bukaan 10 ketika sampai ruang bersalin. Entahlah tapi saya lega karena sudah bisa memasuki tahap akhir. Saatnya mengejan!! Dengan aba-aba dari bu dokter, hanya sebentar saja si dedek langsung brojol pada pukul 1.49. Kok tidak ada suara tangisan ya? Saya hanya sempat melihat belakang kepala dan punggungnya saja kemudian anak saya langsung dibawa pergi. Hilang sudah kesempatan IMD. Hanya suami yang bisa melihat karena mengadzankan anak saya. Saya diberi kabar jika anak saya dalam keadaan kritis dan mengalami infeksi. Saya sendiri mengalami pendarahan. Rahim tidak mengecil. Hancurlah hati saya ini. Baru 2 hari kemudian saya bisa bertemu dengan anak saya di ruang bayi (belum bisa dirawat sekamar). Dokter bilang sebenarnya kondisinya sudah sangat lemah, namun anak saya berusaha bertahan (mungkin penasaran mau ketemu bundanya).

Taka sehari setelah dilahirkan. Selang dimana-mana. Bertahan,Nak!


 Syukur kondisi anak saya dan saya sendiri berangsur pulih. Seminggu kemudian sudah boleh pulang. Dan perjuangan dimulai. Dengan pengetahuan parenting yang minim, hanya berbekal buku dan internet saya mulai memasuki babak baru sebagai mami muda. Cerita tentang mengasuh si New Born Taka bisa dibaca disini. Yang pasti saya benar-benar bersyukur Taka menjadi anak yang sehat dan sangat aktif, mengingat kondisinya dulu. Semoga anak-anak kita selalu sehat dan ceria ya :)

Menjadi bayi aktif dan sehat 5 bulan kemudian

Kamis, 28 Januari 2016

Hi There !

haii..this is my first blog ever !! Udah lama banget pengen bikin blog dan baru keturutan sekarang. Blog ini akan dipenuhi oleh curhatan-curhatan seorang ibu muda (ga muda banget sih) bersuami dan beranak satu dengan cerita khas keluarga baru, merangkak menjalani kehidupan (halah). Ada tips-tips juga untuk para ibu muda (based on my experience, mungkin ga cocok untuk semua orang), sama promosi usaha dikit-dikit boleh lah ya ;p .

Yah..semoga blog ini bisa memberikan segala yang positif untuk semuanya (terutama saya). Amiiin...